Amatir Radio Tempo Dulu, Sekarang dan Akan Datang

yb3dd

Oleh: Supardi, YB3DD
Pada Seminar HAMFEST 2003 Cibubur Jakarta

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Assalamu’aalikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  1. UMUM

Judul diatas memang diminta oleh Panitia Seminar HAMFEST-2003, sehingga saya dengan segala keterbatasan saya didalam menulis makalah ini harus menyesuaikan dengan “Judul” walaupun referensi yang saya gunakan hanya pengalaman pribadi.

Oleh karena saya masuk menjadi anggauta Amatir Radio tahun 1968 maka istilah Amatir Tempo Dulu diatas saya batasi mulai tahun 1968 sampai tahun 1985. Mengapa saya mengambil batas achir th 1985 karena saya berasumsi th 1985 adalah tahun dimana tehnologi Electronika digital sudah mulai diaplikasikan secara luas di pelatatan Radio Amatir. Misalnya, Frequency Synthesisr, indicator Display , DSP dan lain sebagainya..

Selanjutnya dalam tulisan ini saya tidak secara exclusive memisahkan antar TempoDulu, Sekarang dan Masa Datang, tetapi akan terlihat banyak hal yang langsung menyinggung secara keseluruhan.

Amatir Radio “TEMPO DULU

Untuk memulai menulis tentang amatir Tempo Dulu saya pikir kita mulai dari apa sesungguhnya kegiatan mereka, dan untuk dapat menguraikan kegitannya akan lebih mudah bila kita melihat peralatannya.

Configurasi Station Amatir Radio Tempo Dulu Th 1968-Th 1975

  1. Pemancar “Home Brew” dari Tabung Radio mode AM.
  2. Radio Penerima “Radio Penerima HF” dari jenis Radio Transistor Rumah tangga. Atau sering disebut Radio “KEMPITAN” Yang paling beruntung bila punya CR.(Communication Radio bikinan Pabrik.)
  3. Sistim pengopersiannya “Split” Pemancar dan Penerima berdiri sendiri-sendiri
  4. Antenna Pemancar umumnya dengan Singgle Wire (Windom), sedangkan antenna Penerima cukup di induksikan ke antenna Pemancar
  5. Indikator tunning Lampu TL/Neon dan Milliamper Meter.

Dari configurasi diatas marilah kita kenang masa dulu .

  1. Pemancar HOME BREW dari Tabung mode AM (TX).

ACER

Jangan dikira bahwa Pemancar ini dapat dibawa kesana kemari, kadang2 digeser saja sulit, banyak kabel yang takteratur, disana sini ada tegangan listrik. Dan biasanya antara Pemancar, Power supply dan Modulator terpisah. Dalam membuat pemancar ini hanya dikenal istilah2 : straight, multiplier, plate modulasi, screen modulasi dan sama sekali belum kenal sistim mixer atau converter apalagi transverter.

2. Radio Rumah tangga(RX)

radio_national

Jelas tidak punya RF amplifier, BFO untuk menerima SSB maupun CW/A1. Disamping itu hanya single conversi dengan IF 455kc sehingga penuh dengan frequency bayangan dan QRM. Indicator frequensi dengan jarum yang ditarik benang. Frequency dari 3.500 s/d 3.900 hanya punya kelebaraan 1.5 centimeter pada indicator.

Akibatnya tidak pernah menyebut frequency dengan benar. Tidak dilengkapi dengan HEAD SET sehingga kalau signal sangat lemah dan noise tinggi radio itu diangkat ditempelkan telinga alias di “KEMPIT”

Pada suatu waktu seseorang A sedang ber QSO AM dimasuki oleh station lain B yang sedang experimen dengan mode SSB, maka stasion A menggerutu karena bukan merasa dimasuki (tak dapat menerima SSB) tapi merasa di”GANGGU”. Oleh karena itu dengan nada marah station A mengeluarkan kata2 yang kasar terhadap station B.

Station B yang merasa dapat respon yang tidak enak dia merobah mode SSB dengan mode AM. Terjadilah QSO AM . Lalu station A mengatakan agar Stasion B tidak masuk lagi dengan SSB karena dia tak punya BFO. Tapi Stasion B menjawab dengan dengan enteng “Sebaiknya anda menjadi Tuan rumah yang baik yang selalu menyiapkan tempat duduk/kursi utuk tamunya”

Sangat beruntunglah mereka yang pada waktu itu mempunyai CR (Communication Radio) karena dapat bekerja untuk menerima SSB,CW dan bekerja pada seluruh band.HF

3. Sistim Pengoperasian SPLIT/Terpisah.

Pemancar dan penerima punya frequency sendiri-sendiri. Ini artinya bahwa pada pengoperasian nya frequency TX dan RX sangat dimungkinkan tidak sama dan keduanya sangat mungkin bergeaser dengan arah yang tak diketahui.

Akibat dari ini semua adalah si operator pada masa itu dituntut ”Mampu” mengoperasikan peralatanya agar frequency RX dan TX selalu sama dan kalau bergeser harus tahu bergeser kemana. Disinilah bedanya amateur dulu dan sekarang dalam penguasaan tehnik radio. Pada masa ini tiap anggauta amatir radio mengerti benar tentang Istilah “ZERO BEAT”

Beberapa bulan yang lalu dipagi hari saya QSO pada freq. 3,860 yang juga pernah popular dengan sebutan Kegiatatan “Sabha Adhi Warta”, kemudian masuk seorang rekan dari Nganjuk. Setelah saya persilahkan dan sekaligus saya berikan Laporan RS, dia ganti menjawab seperti biasa hanya dia menambahkan komentar “…menurut saya frequency Pak Pardi kurang zerobeat.

Pada kasus ini rekan tersebut menurut hemat saya . ada dua hal kurang difahami.

  1. Yang behak mengatakan tidak ZeroBeat itu seharusnya station yang dimasuki, bukan yang memasuki
  2. Dia kurang mengerti arti Zero Beat.

Mungkin sekali rekan ini termasuk “Amatir Radio Masa Kini” yang belum pernah menikmati “Zero Beat” secara benar. Karena ZeroBeat yang benar hanya dapat didemonstrasikan dengan pancaran signal AM atau DSB reduce carrier.

4. Antenna WINDOM/Single Wire.

Longwire

Pada tahun 1968 s/d th 1970 masih sangat sulit didapatkan Coaxial Cable sehingga pilihan menggunakan Single Wire merupakan pilihan utama. Dengan antenna Windom ini umumnya kita gunakan kabel sepanjang 20 meter ( ¼ panjang gelombang) langsung dari TX keluar lewat jendela dengan isolator seadanya ditarik keatas kemudian ditarik mendatar/miring ketiang bamboo.

Andaikan pada waktu itu Pesawat TV dan Tilpon populasinya seperti sekarang kita pasti disatroni tetangga. Karenanya pada waktu itu informasi dan istilah2 seperti SWR, Antenna Tuner, Ballun dan lain-lain belum muncul, pembicaraaan hanya berkisar pada tehnik Radio, tehnik Modulasi dan jarang sekali mengenai tehnik Antenna dan Ilmu propagasi.

Karena umumnya belum menggunakan SWR meter sehingga tidak tahu berapa besar RF yang kembali (reflected) maka sering terjadi waktu tranmit harus pakai sandal karet jika tidak ingin disengat RF dari microphone yang dipegangnya.

5. Indikator Tuning Lampu TL/ Neon dan milliamper meter.

Begitulah karena indicator yang digunakan untuk Tuning sebuah lampu TL dan milliamper meter maka akan dijumpai suatu keadaan yang tidak pasti yaitu:

  1. Belum pasti apa bila lapu neon menyala “terang” akan menghasikan power yang kuat.

  2. Belum tentu pada posisi lampu terang meter menunjukkan arus plate pada posisi “DIP”

Dari pengalaman ini mulailah kita ingin mendapat hasil tuning yang lebih akurat dengan membuat antenna tuner yang mempunyai ballance output sehingga dapat digunakan feeder line balance sperti feeder TV pita atau kabel Twin Lead. Dengan cara ini kita sudah dapat menggunakan indicator SWR atau “TWIN LIGTH” untuk mendapatkan tuning Pemancar yang lebih akurat.

Kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa pada masa ini Amatir Radio hanyalah milik “TUKANG SOLDER”

Perobahan-perobahan setelah Tahun 1974-1980:

Pengalaman dan latih diri dibidang Tehnik Radio selama 5 th sejak tahun 1968 ditambah dengan hasil monitoring percakapan Oldtimer difrequency tinggi khususnya di 14 Mc (kita yang punya CR dapat monitor saja) maka kita ditantang untuk mampu memiliki Pesawat CW atau SSB bahkan sudah ditantang untuk menggunakan Transceiver. (Penulis kenal Transceiver pertama adalah FT DX 400 milik KH6KHX)

Yaesu_FTDX400

  1. Pesawat A1/CW

Untuk membuat peasawat CW ternyata tidak gampang karena belum kenal “Bloking Bias” breaking System dan juga belum banyak kenal tehnik VXO. Sehingga apabila kita coba QSO di 21MC dengan CW sering dilapori “Your tone is chirp and QRH.” Sehingga mendapat RST 595.

Kami yang sudah penggalang rata-rata hanya bisa bekerja dengan mode CW untuk DX karena belum mampu memiliki perangakat SSB

Pesawat SSB.

Kesulitan pokoknya dalah mendapatkan SSB filter. Dari uku-buku yang ada pada waktu itu yang paling mungkin untuk membuat hombrew Exiter SSB hanyalah dengan systim latis filter dengan frequency IF 455 kc. Kita belum kenal alat ukur DIP METER.. sehingga untuk membuat IF transformer 9Mc misalnya akan sangat sulit.

Untunglah waktu itu atas bantuan YB1PG, YB0BY dan lain kita dapat experimen membuat ssb filter Beliau ini punya kristal2 disekitar 455kc bekas peralatan militer/Tank perang dunia kedua yang jumlahnya cukup banyak. Dengan adanya bantuan ini kita dapat membuat exiter SSB dengan menggunakan IF tranformer 455kc yang banyak terjual dipasaran.

Untuk dapat mebuat pesawat SSB yang siap diopersikan maka disamping sudah mampu membuat exciter harus dapat mengconversikan ke frequensi kerja yang dikehendaki.

Pada suatu saat penulis sedang testing SSB transmitter di 80 meter. Secara mengejutkan saya diingatkan oleh YB2AR bahwa saya dapat diterima dengan baik di Gombong hanya saja pada posisi upper side band (di 80 meter harus LSB).

Kendala lain yang dihadapi dengan pesawat SSB Home Brew ini adalah vfo yng kurang stable sehinggga dapat menyulitkan dalam pengoperasiannya.

Pesawat Transceiver.

Berdasarkan pengalaman bagaimana sulitnya mengoperasikan pesawat SSB dengan system TX dan RX yang terpisah apalagi bila VFO tidak stabil maka terciptalah sistim Perangakat Transceiver yaitu dimana TX dan RX yang dirangkai dalam satu box yang memiliki bagian-bagian yang bersekutu Komponen-komponen yang bersekutu antara lain adalah VFO, Power Suply Antena dan yang lain lagi.

Sejak tehnologi transceiver ini mulai dapat dibuat oleh Home Brewest Indonesisa maka mulai datanglah masuk ke Indonesia peralatan Amatir Radio yang dibuat oleh pabrik seperti Yaesu, Trio Collins dan lain2.

Namun tehnologi didalamnya masih didominasi oleh sistim mekanik untuk switching dan sistim analog untuk pembangkit frequensinya.

Datang Pesawat 2 meter.

ic-2n

Pada kira-kira th 1980 mulailah berdatangan pesawat 2 meter band yang masih menggunakan sistim chanel untuk memilih frequency kerja Dengan kata lain masih menggunakan crystal untuk memindahkan frequency sehingga jumlah channel sangat tebatas. sangat mempengaruhi jumlah anggauta Amatir di Indonesia dengan segala akibat sampingnya.

Setelah tahun ini jumlah anggota Amatir Radio Indonesia meledak kalau tidak salah menjadi terbesar di Asia setelah Jepang.

Akibat Samping.

Anggauta amatir tidak lagi milik “TUKANG SOLDER” tapi beralih menjadi milik “ORANG BERDUIT”. Pada waktu ini benar2 dirasakan adanya pergeseran CITRA AMTIR RADIO. Kegiatan latih diri dan experimen hanyalah merupkan orasi sebagaian. Mereka masuk menjadi anggauta hanya untuk kepentingan diri sendiri khususnya digunakan untuk sarana bisnis. Memang pada waktu sarana komunikasi masih mahal terutama sulitnya mencari izin diluar band Amatir, sedangkan HP belum ada.

Akibat buruk yang paling fatal ialah bahwa dalam perjalanan selanjutnya justru golongan yang berduit dan yang mencari keuntungan pribadi inilah yang kebanyakan memegang kepungurusan ORARI ditingkat daerah maupun Lokal.

Jelasnya pada masa ini amatir radio Indonesia menjadi amburadul, tidak berkwalitas malah sering terdengar bahwa ujian amatir radio sebaiknya ditiadakan atau dipermudah sekedar mencarikan pendapatan pemertintah.

Tiga golongan Amatir Radio.

1.Golongan yang masih tekun melaksanakan experiment, latihdiri dan selalu mengikuti perkembangan tehnologoi tehnik eletronika . Golongan ini ditandai lebih suka experiment dari pada ber QSO mencari QSL card, Award. Mereka lebih suka ngomong tehnik pada waktu QSO, dan agak cuek terhadap kegiatan berorganisasi. Kita sebut saja golongnan ini ialah Golongan Tehnik Radio

2. Golongan yang memang mempunyai kesenangan berkomunikasi Radio secara benar, mensyukuri nikmat yang telah diketemuakan suatu alat dan kesempatan untuk dapat berhubungan dengan amatir seluruh dunia, sehingaga mereka ini menjadikan amatir radio sebagai hobinya. Ciri2 golongan ini antara lain: Berpendidikan cukup atau tinggi, berduit dan punya disiplin yang baik. Golongan yang aktip QSO dan berperan dalam kemajuan organisasi. Kita sebut saja golongn ini Golongnan Hoby QSO

3.Golongan petualangan

Mereka adalah golongan orang2 yang suka rekreasi. Setelah mereka tahu bahwa ternyata rekreasi tidak hanya dapat dilaksanakan di”DARAT” tapi juga ada kesempatan untuk ber rekreasi di “UDARA” deangan pesawat 2 meter, maka berbondong- bondonglah mereka masuk menjadi anggauta amatir.

Ciri2 dari golongan ini tidak suka yang sulit-sulit, sehingga seperti mnyebutkan callsign, mendengarkan SSB di 80 meter yang penuh QRM itu tak perlu dilaksanakan.

Kita sebut saja golongan ini Golongan Hura-Hura.

(Sesungguhnya dari 3 golongan diatas ada satu kesamaan dilihat dari luar amatir yaitu semua angauta amatir radio itu ”BERKELAINAN JIWA”)

Tehnologi Digital.

Saya ingat benar aplikasi tehnik digital dialat komunikasi yang saya jumpai pertama adalah pada pesawat HT IC2N . Memang setelah ditemukannya tehnologi digital ini serasa ada perobahan yang luar biasa dibidang electronika.

System PLL pada frequency synthesizer sudah ditinggalkan karena diganti dengan sisitim DDS ( Direct Digital Synthesizer). Pembangkit geteran listrik bukan lagi hanya didapat dari oscillator tapi didapat dari menghidupkan “Fosil” sinusoida. Sehingga pada sistim DDS ini tidak diperlukan lagi Kumparan dan Condensator untuk menentukan besarnya frequensi.

Amatir masa kini/sekarang.

Jika tehnologi digital sudah diaplikasikan untuk alat komunikasi maka dengan sendirinya PC (Personal Computer) akan menjadi pendamping utama dari peralatan seorang amatir radio.

Sound card merupakan MoDem yang tangguh dan Hardisk adalah memory yang luas untuk menulis Software.

Dengan adanya PC ini hubungan antar anggauta Amatir Radio tidak hanya dilaksanakan lewat Udara dengan radio tapi langsung lewat internet.

Saking asiknya dan karena kesibukan, mungkin karena fasilitas mendirikan antenna tidak ada, saya merasakan adanya phenomena baru yaitu anggauta amatir radio yang tidak pernah muncul diudara tapi selalu nongol diinternet.

Disamping itu dengan adanya PC ini maka prosedure komunikasi lewat satelit akan sangat mudah karena Orbit, Posisi dan frequensi selalu online dan dapat didownload lewat internet.

Mode lain bermunculan sepert SSTV, PSK31, RTTY, PACKET dan lain2.

Akibat dari kemajuan tehnologi, mengambil dari pengalamn selama 35 tahun ini nampaknya dari tiga goloangan anggauta amatir yang disebutkan diatas tadi golongan ke dua yang terus berkembang dan mendapt kesempatan yang luas, sedangkan mgolongan hura- hura bukan lagi menjadi pilihan kader2 yang baru. Alhamdulillah.

Amatir Radio yang Akan Datang.

Secara singkat insyaalloh pada masa yang akan datang Golongan ke 3 akan berangsur-angsur kurang karena bukan merupakan kebanggan malah berbalik merupakan pengkerdilan ilmu bagi dirinya dan CB lah yang akan menampung hobinya.

Sedangkan golongan satu dan golongan dua akan jalan terus sesuai dengan jiwa “PROGRESSIP” nya dan yakin akan terjadi saling bantu membantu dalam hobinya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pos ini dipublikasikan di AMATEUR RADIO. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar